Konfigurasi Harddisk RAID 1 di proses instalasi Linux Debian Jessie Server

Konfigurasi Harddisk RAID 1 di proses instalasi Linux Debian Jessie Server
Konfigurasi Harddisk RAID 1 di proses instalasi Linux Debian Jessie Server
RAID (Redundant Array of Independent Disks) merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk.

Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID.

RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpanan.

RAID 1 lebih ke mirroring, atau cermin. Mirroring yang saya maksud disini adalah mencerminkan satu harddisk ke harddisk lainnya. Sehingga jika salah satu harddisk (dari 2 harddisk yang di RAID 1) ada yang rusak, data masih bisa terselamatkan (tidak ada satupun data yang hilang ) setelah harddisk yang rusak (fault) tersebut di ganti baru dan di re “assemble” lagi dengan mirror nya. Karena mekanisme fault tolerance ini tidak dimiliki oleh RAID 0 dan LVM. Tidak sabar untuk memulainya? Mari kita langsung ikuti langkah-langkah di bawah:


Konfigurasi RAID 1


Sesuai judul di atas, konfigurasi ini saya lakukan ketika proses instalasi Linux Debian Jessie Server. Pada step ini anda akan melakukan konfigurasi harddisk seperti pada gambar di bawah ini, silakan pilih step manual:


Kemudian, pada step selanjutnya yang dapat anda lihat pada gambar di bawah, saya memiliki 1 buah harddisk sda (69,0 GB), sebenarnya harus menggunakan 3 harddisk, 2 harddisk untuk dijadikan RAID 1, sedangkan 1 harddisknya untuk dijadikan partisi (/ (root) dan swap area). tetapi saya membagi 1 harddisk tersebut menjadi 3 (partisi 2 partisi untuk RAID1 sedangkan yang partisi satunya saya jadikan (/ (root) dan swap area) kemudian klik enter pada keyboard:


Pada bagain Create new empty partition table on this device ?, klik Yes untuk membuat partisi baru.

Kemudia klik pada FREE SPACE, kemudian pilih creat a new partition, jika ingin membuat sebuat partisi baru, klik enter pada keyboard.




6. Ditahap ini kita memberi besara partisi, untuk partisi raid kita, yaitu 20 GB, lihat gambar dibawah ini.

7. Setelah itu pilih Primary, lihat gambar dibawah ini.

8. Setelah itu pilih Beginning, lihat gambar dibawah ini.

9. Setelah itu klik pada Use as:     Ext4 journaling file system, lihat gambar dibawah ini.

10. Setelah itu pilih physical volume for RAID, lihat gambar dibawah ini.

11. Setelah itu pilih Done setting up the partition, lihat gambar dibawah ini.

12. Kemudian kita pilih free space lihat kata-kata yang di block kemudian klik enter, lihat gambar dibawah ini. 

13. Pilih create a new partition jika ingin membuat sebuah partisi baru, kemudian klik enter.

14. Ditahap ini kita memberi besara partisi, untuk partisi raid kita, yaitu 20 GB, lihat gambar dibawah ini.

15. Setelah itu pilih Primary, lihat gambar dibawah ini.

16. Setelah itu pilih Beginning, lihat gambar dibawah ini.

17. Setelah itu klik pada Use as:     Ext4 journaling file system, lihat gambar dibawah ini.

18. Setelah itu pilih physical volume for RAID, lihat gambar dibawah ini.

19. Setelah itu pilih Done setting up the partition, lihat gambar dibawah ini.

20. Setelah itu pilih Configure software RAID, lihat gambar dibawah ini.

21. Setelah itu anda akan dikonfirmasi bahwa partisi sda akan di setting dengan RAID, silakan pilih yes untuk meneruskan seperti yang tampak pada gambar di bawah:

22. emudian silakan buat MD device dengan memilih opsi create MD device seperti pada gambar di bawah.

23. Lalu saya pilih RAID 1 seperti yang tampak pada tampilan di bawah:

24. Untuk drive/harddisk yang aktif digunakan pada RAID 1 ini saya masukkan nilai 2, karena memang ada 2 buah partisi yang akan saya konfigurasi RAID 1.

25. Untuk cadangannya saya tulis 0, karena memang tidak ada spare (cadangan) partisi lainnya. Nantinya saya akam membuat sebuah partisi baru yang akan gunakan untuk instalasi sistem Linux Debia Jessie server, sehingga tidak mungkin akan saya gunakan sebagai cadangan:

26. Untuk partisi yang aktif digunakan pada RAID 1, saya memilih sda1 dan sda2, seperti yangsudah saya utarakan sebelumnya:

27. Setelah berhasil mengaktifkan RAID 1 pada sdb dan sdc, silakan klik finish:

28. Dari konfigurasi RAID 1 di bawah, anda akan mendapatkan 1 buah tabel partisi baru dari device controller RAID1 sebesar 20GB (20GB lainnya sebagai mirror) yang dapat anda lihat pada gambar di bawah, hanya saja, partisi baru tersebut belum memiliki file system, untuk menambahkan file system, silakan pilih RAID1 Device tersebut, lalu ENTER.

29. Anda akan dibawa pada langkah setting partisi, silakan pilih menu “use as” lalu ENTER

30. Pilih file system ext4 seperti yang tampak pada tampilan di bawah:

31. Kemudian silakan pilih pada opsi mount point, dan ENTER:

32. Lalu saya pilih enter manually, karena saya ingin partisi RAID1 tersebut nanti terpisah dari system:

33. Untuk nama mount point nya saya masukkan dengan nama /data , setelah proses instalasi selesai dilakukan, harddisk RAID1 tersebut dapat diakses melalui lokasi folder /data, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:

34. Klik done, untuk selesai melakukan setting partisi pada hardisk RAID1:

35. Jika anda cermati, maka pada RAID 1 device, anda akan melihat bahwa partisi RAID1 device sudah memiliki file system ext4, jika begitu maka tinggal harddisk sda yang belum di konfigurasi sebagai system (/ dan swap area), silakan pilih pada bagian FREE SPACE di sda, lalu ENTER dan ikuti langkah-langkahnya seperti anda melakukan instalasi biasanya. Seperti biasa yang saya maksud adalah siapkan 2 partisi, dimana yang satu saya setting sebagai / (root) dan satu sebagai swap area. Jika anda berhasil melakukan setting partisi harddisk sda seperti biasanya, anda akan melihat hasilnya seperti pada gambar di bawah:

36. Pilih create a new partition jika ingin membuat sebuah partisi baru, kemudian klik enter.

37. Ditahap ini kita memberi besara partisi, untuk partisi swap area saya, yaitu 8 GB, lihat gambar dibawah ini.

38. Pilih logical kemudian klik enter.

39. Pilih Begining kemudian enter.

40. Pada use as: Ext4 journaling file system klik enter.

41. Kemudian pilih swap area partisi swap area ini berfungsi sebagai pembantu kinerja memory Ram.

42. Pilih Done setting up the partition klik enter.

43. Pilih Free space, lihat kata-kata yang di block, kemudian klik enter.

44. Kemudian pilih Create a new partition kemudian klik enter.

45. Ditahap ini saya memberi besaran partisi root saya sebesar 21,0 GB yang merupakan sisa dari keseluruhan harddisk, partisi root tersebut digunakan untuk file system linux debian 8.1 yang akan kita install

46. Pilih Primary, karena partisi ini akan kita gunakan untuk penempatan file system linux debian. Ketika komputer pertama kali dihidupkan partisi paimarylan yang duluan terbaca secara otomati file system linux debian kita pun ikut terbaca.

47. Kemudian pilih setting up the partition kemudian klik enter.  

48. Kemudian pilih Finish partitioning and write changes to disk kemudian klik enter.

49. Setelah itu pilih Yes untuk memulai pembacaan konfigurasi harddisk yang tadi saya lakukan, lihat gambar dibawah ini.

SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT SALAM ANAK-ANAK TKJ SMK NEGERI 1 NABIRE PAPUA
Advertisement