Untuk lebih mengenal penerima didik, guru dapat melaksanakan pendekatan psikologis terhadap anak. |
Baca juga: Mengenal Tipe Kepribadian Peserta Didik
Guru harus bisa menjadi pelaku kebaikan, teladan bagi anak didiknya dan juga menunjukkan motifasi kepada mereka untuk berbuat baik, guru bisa mencontoh sifat-sifat terpuji nabi dalam melaksanakan aktifitasnya sebagai pendidik.
Seorang guru bertanya dalam hatinya, mengapa bawah umur selalu ribut kalau ia pergi meninggalkan ruangan kelas untuk keperluan yang tidak lama, bahkan dikala ia berada di dalam kelaspun ada saja anak yang membuat kegaduhan. Apakah ia kurang berwibawa atau memang abjad anak didik yang sulit diatur?
Kasus mirip ini sering terjadi ketika para guru melaksanakan proses berguru mengajar, penerima didik yang kurang memperhatikan pelajaran, kurang semangat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, ribut di ruangan kelas dan kegaduhan lainya yang menggangu proses belajar.
Hendaknya pendidik menyadari bahwa anak didik bukanlah botol kosong yang siap untuk di isi, bukan sebuah robot yang hanya mematuhi program–program tertentu, atau secarik kertas yang siap untuk digunakan menulis. Anak yaitu karunia yang kuasa yang diibaratkan sebagai tumbuhan kecil mungil rupawan bersemi yang perlu dirawat, diberikan pupuk sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang berharga baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Ada beberapa taktik semoga para guru dapat memahami karakteristik penerima didik semoga tercapainya tujuan belajar, diantaranya:
1. Kenalilah penerima didik lebih dalam, mengenal bukan sekedar mengetahui, mengenal merupakan proses yang harus dijalani dengan cara yang cerdik dan bijaksana, ia membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk lebih mengenal penerima didik, guru dapat melaksanakan pendekatan psikologis terhadap anak, mewawancarai, bertanya menganai hal-hal langsung anak dapat menunjukkan solusi bagaimaca cara atau metode pengajaran yang harus dilaksanakan, diskusi, ceramah, Tanya jawab, inkuiri dan metode lainnya.
2. Perlakukan penerima didik secara wajar dan adil. Disadari bahwa dalam satu kelas terdapat puluhan bakat, sifat, abjad yang berbeda yang perlu perlakuan dengan adil. Adil bukan berarti sama rata, guru harus memperlakukan setiap muridnya dengan bijak, membantu mereka yang perlu dibantu dengan senang hati dan penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakan, aspek sosial dan lain-lain. Perlakuan yang wajar dari seorang pendidik akan membawa image konkret bagi guru dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan bagi penerima didik.
3. Masuki dunia mereka, dan jadilah sahabatnya yang paling baik. Untuk mengetahui bakat dan abjad anak didik seyogyanya para guru menjadi bab dari mereka, bermain bersama mirip layaknya mereka bermain, bernyanyi, dan mejadi sobat yang baik, sehingga peserta didik tidak merasa sungkan atau malu.
*) Ditulis oleh Ayi Wahyudin, Guru SDN Cikidang UPTD TKSD Kec. Rancabali Kab. Bandung
Advertisement